Kamis, 19 November 2009

Model Pembelajaran Kooperatif

Model Pembelajaran Kooperatif

A. Konsep

1. Pengertian

Apakah Model Pembelajaran Kooperatif? Model pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil, setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda, menggunakan kegiatan belajar yang bervariasi untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap topik/materi pelajaran yang diajarkan. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk mempelajari materi yang sedang diajarkan, tetapi juga bertanggung jawab untuk membantu anggota kelompok untuk belajar, dengan demikian perlu diciptakan atmosfir keberhasilan.

Pada model pembelajaran kooperatif setiap anggota kelompok satu sama lain saling tergantung yaitu setiap siswa bergantung pada siswa lain dalam pencapaian tujuan pembelajaran, dan semuanya mempunyai tanggung jawab terhadap keberhasilan anggota dan dirinya sendiri. Seluruh siswa pada kegiatan belajar ini harus berpartisipasi aktif, perbedaan individual antara siswa dapat diminimalkan pada saat mereka mempelajari materi dan dengan adanya keterampilan sosial.

Model pembelajaran kooperatif ini dikembangkan berdasarkan teori belajar kognitif-konstruktivis. Salah satu teori Vygotsky, yaitu tentang penekanan pada hakikat sosiokultural dari pembelajaran. Vygotsky yakin bahwa fungsi mental yang lebih tinggi akan muncul dalam percakapan atau kerjasama antar individu. Salah satu implikasi dari teori ini adalah pembelajaran kooperatif.

Prinsip Dasar Dalam Model Pembelajaran Kooperatif:

1. Siswa dalam kelompoknya harus beranggapan bahwa mereka sehidup dan sepenanggungan

2. Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya

3. Siswa harus melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama

4. Siswa harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya

5. Siswa akan dikenakan evaluasi dan diberikan hadiah/penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok

6. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya

7. Siswa akan diminta pertanggung jawaban tentang materi yang dipelajari dalam kelompoknya.

Ciri-Ciri Model Pembelajaran Kooperatif:

1. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi pelajaran

2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah

3. Anggota kelompok dapat berasal dari suku, budaya, jenis kelamin dan ras yang berbeda.

4. Penghargaan lebih berorientasi kelompok daripada individu.

2. Tujuan

Model Pembelajaran Kooperatif bertujuan untuk:

1. belajar akademik

2. penerimaan terhadap keragaman

3. pengembangan keterampilan sosial

Keuntungan Model Pembelajaran Kooperatif

1. Pembelajaran Aktif. Model pembelajaran kooperatif mengharuskan setiap siswa aktif berinteraksi satu sama lain.

2. Keterampilan Sosial. Siswa belajar berinteraksi dengan siswa lain, mengembangkan keterampilan interpersonal, komunikasi, kepemimpinan, berkompromi dan berkolaborasi.

3. Saling Ketergantungan. Ketergantungan positif dan kepercayaan kelompok dikembangkan dengan adanya interaksi siswa untuk mencapai tujuan yang sama.

4. Akuntabilitas Individu. Apabila kelompok mencapai keberhasilan dan sukses itu adalah akibat dari input dari setiap individu yang ada dalam kelompok. Setiap siswa belajar untuk mendapatkan pengakuan dari apa yang mereka lakukan. Pada model pembelajaran kooperatif ini selalu digunakan suatu mekanisme untuk menguji siswa secara individu maupun secara kelompok.

Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif

1. Kecocokan Antara Siswa. Untuk membentuk kelompok kadang-kadang sangat sulit untuk menggabungkan siswa yang mau bekerja sama dengan baik. Guru harus mengetahui siswanya dengan baik untuk membentuk kelompok yang dapat berfungsi dengan baik.

2. Ketergantungan Siswa. Guru yang hanya mempercayai siswa yang pintar untuk mengkoordinasikan belajar pada kelompoknya akan menggagalkan tujuan pembelajaran kooperatif. Guru harus membagi pengelolaan kelompok sehingga benar-benar terjadi kolaborasi.

3. Memerlukan Waktu Yang Banyak. Model pembelajaran kooperatif ini memerlukan waktu lebih banyak untuk mempelajari materi pelajaran dibandingkan dengan model pembelajaran lainnya.

4. Individualist. Siswa yang suka bekerja secara independen tidak menyukai model pembelajaran kooperatif ini.

5. Keterbatasan Logistik/Bahan. Guru harus menyiapkan banyak informasi yang menjadi tanggung jawab siswa untuk mempelajarinya, kemudian menyiapkan bahan-bahan untuk pengujian.

3. Manfaat

Mengapa Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif? Mendokumentasikan hasil-hasil pembelajaran termasuk peningkatan hasil belajar, perbaikan terhadap tingkah laku dan kehadiran, meningkatkan self-confidence dan motivasi, serta meningkatkan kedekatan antara teman sekelas dan teman satu sekolah. Pembelajaran kooperatif juga mudah untuk di implementasikan dan tidak terlalu sulit.

Pandangan para pakar dalam pembelajaran kooperatif.

Dewey (1916) & Arends (1977) memiliki pandangan bahwa

· guru harus menciptakan suatu sistem sosial dalam lingkungan belajarnya yang dicirikan dengan prosedur demokrasi dan proses ilmiah.

· Guru bertanggung jawab untuk memotivasi siswa untuk bekerja secara kooperatif dan untuk memikirkan masalah sosial penting yang muncul pada hari itu.

· Siswa, selain memecahkan masalah di dalam kelompoknya mereka juga belajar prinsip demokrasi melakui interaksi satu sama lain.

Herbert Thelan (1954, 1969) berpandangan bahwa

· Guru mengembangkan prosedur yang lebih tepat untuk membantu siswa bekerja dalam kelompok

· Kelas merupakan laboratorium atau miniatur demokrasi yang bertujuan mengkaji masalah-maslah sosial dan antar pribadi.

B. Langkah-langkah Pembelajaran

Bagaimana Cara Kerjanya? Ada beberapa pendekatan dan strategi yang dapat digunakan untuk berbagai mata pelajaran, hampir untuk semua jenis sekolah dan tingkat dalam penerapan model pembelajaran kooperatif:

1. STAD (Student Teams-Achievement Divisions), dapat digunakan mulai dari siswa SD sampai dengan SMA. Siswa yang mempunyai kemampuan berbeda dikelompokkan yang terdiri dari 4 – 5 orang dalam satu kelompok untuk mempelajari apa yang sudah diajarkan oleh guru dan membantu masing-masing siswa dalam mencapai hasil belajar yang tinggi. Masing-masing siswa kemudian di tes secara individu. , kelompok kemudian mendapatkan sertifikat pencapaiannya atau penghargaan lain sebagai “recognition” terhadap peningkatan pencapaiannya dari pencapaian sebelumnya. Pengelompokan siswa dapat dilakukan dengan cara meranking nilai yang telah dimiliki siswa. Langkah-langkah pendekatan STAD adalah sebagai berikut:

Fase

Kegiatan Guru

1. Menyampaikan kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa, dan memotivasi siswa

Menyampaikan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang diharapkan serta memotivasi siswa untuk belajar

2. Menyajikan Informasi

Menyajikan informasi kepada siswa dengan melalui kegiatan demonstrasi atau memberikan bahan bacaan

3. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar

Menjelaskan kepada siswa bagaimana cara membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan diskusi secara efisien.

4. Membimbing kelompok belajar

Membimbing setiap kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas

5. Evaluasi

Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

6. Memberikan penghargaan

Mencari cara-cara untuk menghargai hasil belajar siswa baik secara individu maupun kelompok

Pendekatan STAD dapat digunakan untuk mempelajari pengertian atau definisi dari materi yang sedang dipelajari, dan diharapkan siswa dapat mengerjakan sendiri tanpa banyak bantuan dari guru.

2. JIGSAW, Pada pendekatan JIGSAW siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari 5 – 6 orang anggota kelompok yang mempunyai kemampuan heterogen. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk mempelajari materi yang spesifik.

Materi pembelajaran diberikan dalam bentuk teks. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk mempelajari materi pelajaran yang diberikan guru. Anggota kelompok yang mendapat tugas yang sama berkumpul untuk mendiskusikan materi yang diberikan guru. Anggota kelompok itu disebut kelompok ahli.

Selanjutnya masing-masing anggota kelompok kembali ke kelompok asal dan menjelaskan apa yang telah dipelajari dari kelompok ahli.

Untuk mengevaluasi hasil diskusi kelompok tersebut, guru memberikan kuis individu sesuai materi yang diajarkan.

Dalam pendekatan JIGSAW setiap anggot bertanggung jawab untuk mempelajari materi dan bertugas menjelaskan kepada teman kelompoknya yang sama.

3. Group Investigations (Investigasi Kelompok); dirancang untuk melatih kemampuan berfikir yang lebih tinggi seperti menganalisis dan mengevaluasi. Siswa bekerja dalam kelompok untuk menghasilkan suatu proyek/tugas yang dapat dipilih sendiri oleh siswa.

Langkah-langkah :

· Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen

· Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok

· Guru memanggil ketua-ketua untuk satu materi tugas sehingga satu kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain

· Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif berisi penemuan

· Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara, ketua menyampaikan hasil pembahasan kelompok

· Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan

· Evaluasi

· Penutup

4. TGT (Team Games Tournament), guru menyiapkan permainan yang disiapkan dalam bentuk kartu soal, lembar kerja siswa. Pada akhir pembelajaran ditentukan tim pemenang

5. TPS (Think Pair Share), berpikir berpasangan dan berbagi dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa, dengan tahapan: Thinking (berpikir), Pairing (berpasangan), dan Sharing (berbagi).

Langkah-langkah :

· Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban

· Setiap siswa mendapat satu buah kartu

· Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang

· Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban)

· Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin

· Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya

· Demikian seterusnya

· Kesimpulan/penutup

6. NHT (Number Head Together), penomoran berpikir bersama dirancang untuk memengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas. Adapun fase pembelajarannya:

· Penomoran

· Mengajukan pertanyaan

· Berpikir bersama

· Menjawab

C. Faktor Pendukung Pembelajaran

Beberapa hal berikut ini merupakan faktor pendukung pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif:

1. Pengelompokan harus heterogen, diharapkan pada setiap kelompok ada siswa yang mempunyai kemampuan akademis yang tinggi.

2. Semangat gotong royong, harus dibina untuk dapat bekerja sama dengan siswa lainnya. (diharapkan setiap kelompok mempunyai identitas kelompok dan yel kelompok untuk bersemangat)

3. Penataan ruang kelas, ada beberapa penataan ruang kelas yang dapat digunakan tergantung jenis dan karakteristik materi yang disajikan. Ada beberapa bentuk antara lain; bentuk tapal kuda, meja panjang, meja individu, meja kelompok, meja klasikal, dll.

4. Menggunakan berbagai macam teknik dan pendekatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran kooperatif agar siswa tidak bosan dengan kegiatan yang sama pada setiap pertemuan.

Senin, 26 Oktober 2009

Alhamdulillah,
sejak minggu, 18 s/d 22 Oktober 2009
saya salah satu peserta dari Jember
mengikuti TOT (Training of Trainner) tentang Pembelajaran Inovatif
yang diselenggarakan oleh DBE 3, di SUN CITY Jalan Pahlawan No.1 Sidoarjo
bersama 59 peserta lain dari 6 Kabupaten yang ada di Jawa Timur
yang berasal dari SMP dan MTS baik Negeri dan Swasta.

Sungguh luar biasa,
kegiatan pelatihan yang memang tujuannya adalah untuk mencetak Trainner-Trainner
bagi pembelajaran inovatif dan menyenangkan.

Tujuan terakhir dari kegiatan ini adalah diharapkan :
Guru dapat memberikan materi pembelajaran dengan suasana yang menyenangkan
tanpa ada "ketakutan" pada saat pembelajaran,
apapun mata pelajarannya dan siapapun pengampunya
Oh, sungguh luar biasa
jika semuanya berjalan dengan baik dan sesuai dengan rencana.

Bagaimana dengan model pembelajaran ?
Kooperatif-lah salah satu jalan untuk mencapainya
dengan Kooperatif siswa akan menadi SUBYEK utama dalam pembelajaran

selamat ber-Kooperatif